Simak Kebiasaan Sehari-hari Siswa SMA di Jepang
Mungkin banyak dari kita yang bertanya-tanya bagaimana cara Jepang mendapatkan sumber daya manusia yang begitu berkualitas tiap tahunnya. Apakah tersebut berasal dari didikan orang tua, faktor lingkungan, atau cara bagaimana mereka bergaul?
Tetapi mungkin faktor yang paling dapat mempengaruhi sifat seseorang selain tiga faktor tersebut ialah kehidupan mereka kala pada sekolah, karena sampai kala ini perilaku siswa/siswi Jepang pada kelas masih berada pada urutan terbaik dunia.
Lalu bagaimana keseharian para siswa/siswi Jepang kala pada sekolah?
1. Berangkat sekolah
Siswa/siswi Jepang tak dapat menyetir mobil karena tuk mendapatkan SIM di Jepang sangatlah sulit, maka banyak dari mereka yang berjalan kaki atau naik sepeda jika jarak tak terlalu jauh. Dalam kasus lain, pelajar dapat memakai bus umum serta kereta api. Umumnya sekolah di Jepang masuk pada pukul 8:30, sehingga umumnya pelajar yang menggunakan bus atau kereta api akan meninggalkan rumah kala pukul 6:30. Maka taklah aneh jika beberapa pelajar tertidur kala pelajaran berlangsung karena kelelahan selama perjalanan panjang, tapi tak selamanya naik transportasi umum tersebut merugikan, karena dengan menaiki transportasi umum juga memberikan kesempatan tuk bersosialisasi dengan teman sebaya. Perilaku pelajar dalam perjalanan ke sekolah diatur oleh kebijakan sekolah. sperti contohnya kebijakan yang melarang tuk mengunyah permen karet pada tempat umum, mengkonsumsi makanan ringan serta membaca buku sambil berjalan, karena dapat membuat reputasi sekolah menjadi buruk. Karena tiap sekolah mempunyai seragam unik yang membikin pelajar mudah diidentifikasi publik.
2. Kala jam pelajaran
Setelah sampai sekolah, para pelajar biasanya memasuki area loker tuk menyimpan sepatu mereka serta menggantinya dengan sepatu bersol karet khas sekolah Jepang atau Uwabaki. Sepatu ini mempunyai kode warna: merah muda tuk anak perempuan serta biru tuk anak laki-laki. Kemudian siswa berkumpul di kelas-kelas mereka tuk memulai pelajaran. Hari sekolah dimulai dengan tugas-tugas pengelolaan kelas, sperti mengambil daftar kehadiran serta membuat pengumuman. tiap wali kelas mempunyai rata-rata 40-45 siswa. Pelajar umumnya cuman tinggal menunggu para guru datang tuk mengajar, sementara guru secara bergantian mengajar dari satu kelas ke kelas lain. cuman tuk pendidikan jasmani, laboratorium kelas, atau mata pelajaran lain yang membutuhkan fasilitas khusus maka pelajar akan meninggalkan kelasnya. serta cuma pada waktu jam makan siang maka suasana kelas akan menjadi sangat ribut serta hidup lebih rame. Beberapa sekolah mungkin mempunyai kafetaria, tapi kebanyakan tdak. Bahkan ada sekolah dimana makan siang disiapkan oleh sekolah serta diberikan kepada pelajar secara gratis, mereka biasanya makan bersama di kelas-kelas mereka. pada sebagian besar sekolah, pelajar membawa kotak makan siang dari rumah atau Obento, hampir selalu terdiri dari makanan yang disiapkan oleh ibu mereka pada pagi hari, seperti nasi, onigiri, ikan, telur, sayuran, serta acar.
Pelajar Jepang menghabiskan 240 hari dalam setahun di sekolah, 60 hari lebih dari rekan-rekan mereka di Amerika. Meskipun banyak menghabiskan hari-hari tuk mempersiapkan festival tahunan sekolah serta acara-acara seperti Hari Kebudayaan, Hari Olahraga, serta kunjungan sekolah, pelajar Jepang masih menghabiskan jauh lebih banyak waktu di kelas dari pelajar Amerika. Umumnya, pelajar Jepang masuk sekolah selama setengah hari pada hari Sabtu, namun jumlah hari Sabtu yang dibutuhkan tiap bulan menurun sebagai akibat dari reformasi pendidikan Jepang. Pilihan kursus serta buku pelajaran ditentukan oleh Departemen Pendidikan Jepang. Sekolah sudah menentukan otonomi terbatas dalam pengembangan kurikulum mereka. Pelajar di sekolah menengah akademis biasanya memakan waktu tiga tahun masing-masing mata pelajaran berikut: matematika, ilmu sosial, bahasa Jepang, sains, serta bahasa Inggris. Mata pelajaran lain meliputi pendidikan jasmani, musik, seni, serta studi moral. Semua pelajar dalam satu tingkat kelas mempelajari mata pelajaran yang sama. Pada akhir hari akademis, semua pelajar berpartisipasi dalam o Soji (pembersihan sekolah). Mereka menyapu ruang kelas serta lorong-lorong, tong sampah kosong, membersihkan toilet, serta mengambil sampah dari halaman sekolah. Setelah o Soji sebagian besar pelajar bubar ke berbagai bagian sekolah tuk pertemuan klub.
3. Kegiatan ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakulikuler berlangsung setelah sekolah tiap hari selesai. Guru yang ditugaskan sebagai pembimbing, tetapi acap kali pelajar sendiri menentukan kegiatan sehari-hari klub. Pelajar dapat bergabung cuma satu jenis ekstrakulikuler, serta mereka jarang berubah klub dari tahun ke tahun. pada sebagian besar sekolah, ekstrakulikuler dapat dibagi menjadi dua jenis: klub olahraga (baseball, sepak bola, judo, kendo, track, tenis, renang, softball, bola voli, rugby) serta klub kebudayaan (bahasa Inggris, penyiaran, kaligrafi, ilmu pengetahuan, matematika, buku tahunan). Pelajar baru biasanya dianjurkan tuk memilih sebuah klub tak lama setelah tahun ajaran dimulai pada bulan April. Klub bertemu selama dua jam setelah sekolah tiap harinya serta banyak klub terus bertemu selama liburan sekolah. Kegiatan klub memberikan salah satu peluang utama tuk dapat sosialisasi pada luar jam pelajaran. Kebanyakan perguruan tinggi menaruh minat pada pelajar yang berprestasi pada kegiatan klub ekstrakulikulernya. serta efek dari adanya ekstrakulikuler ini pun dapat mempererat hubungan antara senpai (senior) dengan kohai-nya (junior). Ini ialah bentuk tanggung jawab senpai tuk mengajar serta mengurus bohai tersebut eh kohai.
4. Pelajaran tambahan
Komponen menarik dari pendidikan Jepang ialah industri yang berkembang yaitu juku serta yobik. Juku mungkin menawarkan pelajaran dalam mata pelajaran nonakademis seperti seni, berenang, sempoa, serta kaligrafi, terutama bagi siswa sekolah dasar, serta mata pelajaran akademik yang penting bagi persiapan tuk ujian masuk pada semua tingkat. Juku tuk siswa SMA harus bersaing tuk pendaftaran dengan yobiko, yang ada cuman tuk mempersiapkan siswa tuk ujian masuk universitas.
5. Ujian masuk
Selain masuk universitas, masuk ke SMA juga ditentukan oleh pemeriksaan, serta mata pelajaran yang diujikan di Jepang ialah matematika, IPA, IPS, serta Bahasa Inggris. Sekolah tinggi swasta membuat ujian mereka sendiri, sementara tuk sekolah menengah umum mereka dibakukan dalam tiap prefektur. Siswa (dan orang tua mereka) menganggap catatan penempatan perguruan tinggi masing-masing sekolah kala memutuskan tuk mengambil ujian. Keberhasilan atau kegagalan pada ujian masuk dapat mempengaruhi seluruh masa depan siswa, karena prospek menemukan pekerjaan yang baik tergantung pada sekolah yang didatangi. Dengan demikian, siswa mengalami tekanan sistem ujian ini pada usia yang relatif dini. Tapi, tes praktek di sekolah serta para guru mengarahkan siswa menuju lembaga ujian mereka yang paling mungkin tuk lulus.
6. Waktu libur
Pelajar Jepang menyisihkan sekitar dua jam per hari tuk pekerjaan rumah, serta sekitar tiga jam pada hari Minggu. Mereka menghabiskan rata-rata dua jam per hari menonton televisi, setengah jam mendengarkan radio, membaca satu jam, serta kurang dari setengah jam dalam hubungan sosial dengan teman sebaya pada luar sekolah. Sering kali terkadang pada hari minggu mereka habiskan ke acara-acara yang ada di jepanag ditiap prefektur2 yang ada, seperti halnya event-event anime, harajuku, komiket, dll
Bagaimana, sungguh membutuhkan kedisiplinan tingkat tinggi bukan? Maka tak lah aneh jika Jepang selalu berhasil menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Tertarik mengaplikasikan hal-hal tersebut pada kehidupan di sekolah kalian? ya sebenarnya ini bukan gaya biacaraku menyuruh hal yang demikian, tapi mending gak usah :v cukup jadi orang indonesia asli aja, jangan KW. karna indonesia itu negara yg penuh dengan orang-orang greget.
--------------------
Kategori: All about Japan
Ditulis oleh Devoicy pada 7 Feb 2016 10:46
--------------------
56 komentar di Simak Kebiasaan Sehari-hari Siswa SMA di Jepang
ajiyugo [off] (7 Feb 2016 12:30) * sgl |
|
indonesia penuh dengan gotong royong lho. jadi lebih ringa. seperti buat PR dan ngerja in ULANGAN juga gotong royong. jadi lebih mudah. wkwkwk |
|
cephlast [off] (7 Feb 2016 12:25) |
|
Ko |
|
Noct [off] (7 Feb 2016 12:24) |
|
jepang keras bung yg otak pas2an pasti kena bully, sekolahnya mudah bkin stress...dan kebanyakan siswa ngibur diri dengan nganu guru2 disana bnyk yg jebat, awas aja klo kelas punya cwe cantik...pasti ludes, palagi berandal disana pada miring2. |
|
piltoy [off] (7 Feb 2016 11:57) |
|
Indo lebih bebas ... Mendingan di indo ngerjain pr aja bareng ... hhe ngerjainnya di sekolah pas mau pk pelajarann... |
|
Abdul_tatsumi [off] (7 Feb 2016 11:47) * pangeran grogol udah nolak 32x cewek |
|
Hidup di jepang keras bung buat orang yg nggak pengen belajar cukup jdi indo aje msih bebas kemana mana |
|
AnimeLoverTatung [off] (7 Feb 2016 11:35) * [c][marq][/c][/marq][img]goo.gl/fjmZ6Q[/img] |
|
Jadi Owang Indo Ajalah, Be Greget |
|
agoez007 [off] (7 Feb 2016 11:34) * kuliah |
|
Gua sebagai org indonesia merasa gak sanggup ngikutin jepang.. Wkwk |
|
Gamesisland [off] (7 Feb 2016 11:30) * Huaahhh.....!!! |
|
Numpang tanya, WC di mana y? -_- |
|
MSalman313 [off] (7 Feb 2016 11:25) * Silent |
|
Gileee |
|
kira777 [off] (7 Feb 2016 11:13) * silver naight (kesatria cinta) |
|
perbedaanya terlalu jaul kagak sampai |
|
arjunabapoen [off] (7 Feb 2016 11:04) * kenikmatan dalam dosa |
|
pertamax |